Jumat, 01 Januari 2021

viii. Budidaya Satwa Harapan

Di Indonesia, pada umumnya satwa harapan dipelihara dengan beragam alasan, salah satunya yaitu sebagai pekerjaan sampingan. 

Terdapat beberapa komunitas pencinta satwa harapan yang sering berkumpul untuk sekedar berbagi tips perawatan atau sekedar mencari solusi terhadap kendala yang dihadapi dalam proses pembudidayaannya. 

Berikut ini beberapa jenis satwa harapan yang akan kita bahas yaitu,
  • Budi daya Hewan Cacing Tanah.
  • Budi daya Hewan Jangkrik.
  • Budi daya Hewan Lebah Madu, dan 
  • Budi daya Hewan Ulat Sutra.

1. Budi daya Cacing Tanah (Lumbricus Terrestris).

Satu ekor cacing tanah dapat berukuran sekitar 9 hingga 30 cm tergantung pada jumlah ruas badannya, umur, serta mutu pangannya. 

Ciri-ciri cacing tanah yaitu tidak punya tangan, kaki dan mata dimana jenisnya tediri dari 2700 jenis dari segala penjuru dunia. 

Cacing akan hidup jika ketersiadan oksigen, air, pakan dan suhu cocok untuknya dan tercukupi. Jika keempat elemen pokok tersebut tidak terpenuhi, maka cacing akan mencari tempat yang cocok. 

Didalam setiap hektar tanah cacing membuat lubang kedalam tanah dan mencampur bagian bawah dengan bagian permukaan dimana kotoran dari cacing tanah mengandung nitrogen unsur hara penting bagi tanaman. 
Kotoran cacing membantu mengikat pertikel tanah menjadi agregat agregat sehingga struktur tanah menjadi baik.

Cacing tergolong kedalam jenis binatang berdarah dingin. Cacing juga dapat menumbuhkan ekornya jika terpotong namun tidak dengan kepalanya. 

Bayi cacing hadir tidak dengan cara dilahirkan, mereka berada didalam kokon yang berukuran lebih kecil dari sebutir beras. Meski tidak memiliki mata, cacing masih dapat menangkap sinar terutama pada sisi tubuh bagian depannya (kepala). 

Jika meraka mendapatkan sinar matahari, maka meraka akan menjauh dengan menggali jauh kedalam tanah sebab takut kulitnya menjadi kering  dan juga akan mati jika terekspos sinar dalam waktu yang cukup lama.

Cacing tergolong kedalam golongan hewan hermaprodit (berkelamin ganda). Setiap cacing memiliki organ jantan dan juga betina yang pada proses perkawinannya mereka menyatukan bagian clitellum (bagian yang membengkak pada bagian kepala pada cacing dewasa) lalu bertukar sperma yang kemudian membentuk selubung telur didalam clitellumnya.

2. Budi daya Jangkrik.

Jangkrik atau biasa juga disebut cengkerik adalah  serangga yang menjadi kerabat dekat belalang dengan tekstur tubuh yang rata dan memiliki antena yang panjang pada bagian kepalanya tepatnya didekat mata. 

Jangkrik jantan memiliki suara nyaring yang khas yang dimanfaatkan untuk memikat betina dan juga untuk menolak atau memperingati pejantan yang lainnya. Suara jangkirk pada umumnya akan semakin nyaring seiring dengan naik turunnya suhu disekitarnya.
 
Di Indonesia, tercapat kurang lebih ada sekitar 123 jenis hewan jangkrik. Jenis Gryllus testaclus dan Gryllus mitratus adalah yang paling banyak dibudidayakan oleh manusia untuk dimanfaatkan sebagai pakan burung pesiul atau pekicau dan juga pakan ikan. 

Menurut dari keyakinan yang berkembang pada sebagian masyarakat, burung yang mengkonsumsi jangkrit akan memiliki kicauaan yang baik dan jika hewan itu adalah ikan seperti ikan arwana maka ikan tersebut akan memiliki kulit atau sisik yang akan semakin berkilau.

Di alam habitat aslinya, jangkrik hidup dan aktif pada malam hari dengan berbagai macam aktifitas seperti mancari makan, mengerik, dan juga mencari pasangan kawin. 

Oleh sebab itu, lingkungan pada budidaya hewan jangkrik ini harus pula dibuat menjadi gelap agar jangkrik terus beraktifitas. 

Disiang hari, jangkrik akan mencari pelindungan dilubang lubang tanah, dibawah batu atau atau dibawah dari tumpukian jerami dan material lainnya seperti kayu dan genteng yang sudah tidak terpakai.

Jangkrik juga memiliki macam-macam jenis makanan terutama tumbuhan, seperti krotol, dan juga tanaman pertanian seperti sayuran dan palawija. 

Pada bagian tanaman, jangkrik sangat menyukai bagian yang masih muda seperti daun dan pucuk pada tanaman.

Lama siklus hidup hewan jangkrik tersebut berfariasi dimana untuk semua jenis, umur dari jantan lebih pendek jika dibandingkan dengan umur betina. 

Sebagai gambaran singkat,umur jantan dewasa pada jenis jangkrik Gryllus mitratus hari sekitar 78 hari, sedangkan pada betina rata-rata berumur hingga 105 hari, selain itu, ukuran tubuh betina jauh lebih panjang dibandingkan dengan jangkrik yang berkelamin jantan.

3. Budi daya Lebah Madu.

Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup dengan cara berkoloni (berkumpul). Masing-masing lebih memiliki tugas khusus untuk menjamin kelangsungan hidup koloninya.

Pada setiap sarang koloni lebah, terdiri atas tiga anggota masyarakat lebah, yaitu seekor lebah ratu, ratusan lebah jantan, dan ribuan lebah pekerja. 

Spesies lebah yang paling baik untuk diternak dan diambil madunya umumnya adalah lebah madu Apis mellifera yang berasal dari wilayah atau dataran Eropa, Apis adonsonii atau Apis unicolor dari daratan Afrika, Apis indika dari daratan Asia, dan perlu kita ketahui pula bahwa lebah dapat menghasilkan lilin.

Jenis - Jenis Budidaya Satwa Harapan

Setiap jenis lebah memiliki ciri-ciri fisik dan tugas yang berbeda. Lebah jantan berpantat tumpul dan tidak menyengat dan lebah pekerja yang berpatat runcing dan menyengat. 

Tugas lebah pekerja tergantung pada tingkatan umurnya, dari yang muda hingga yang tua, yaitu sebagai perawat, penghubung didalam sarang, penjaga sarang,perintis atau pencari tempat yang menghasilkan pakan,dan pembuat sarang. 

Lebah ratu berbadan panjang, berpantat runcing, dan bersengat, tugasnya adalah bertelur. Setelah kawin satu kali, lebah madu akan segera masuk kesarang untu bertelur seumur hidupnya. 

Lebah ratu akan terus berada disarang, selama tidak ada pengganggu dan ratu baru belum muncul.

Pada habitat alaminya, lebah membangun sarang di dahan atau cabang-cabang pohon besar. Sarang bagian atasnya digunakan untuk menyimpan madu, dan sarang bagian bawahnya digunakan untuk mengerami telur. 

masyarkat desa yang tinggal disekitar hutan banyak memelihara lebah madu secara tradisional dengan menggunakan gelodok dari batang kelapa atau randu yan juga dapat menghasilkan madu dan larva lebah. Setiap satu sisir sarang lebah dapat menyimpan madu sekitar 15 - 20 kg dan 3-4 kg lilin.

4. Budi daya Ulat Sutra.

Ulat sutra liar (Attacus atlas) adalah salah satu serangga yang berukuran besar dan banyak ditemukan dihutan-hutan tropis dan subtropis, seperti di Asia tanggara, Asia selatan, Asia timur, Selatan China, melintasi kepulauan Malaysia, Thailand dan Indonesia. 

Attacus atlas termasuk dalam hewan polivoltin, artinya hewan ini dapat hidup sepanjang tahun dan termasuk dalam golongan serangga polifagus yang dapat yang dapat hidup pada 90 golongan tumbuhan yang bisa dimakan oleh larva. Attacus atlas merupakan hewan yang mengalami metamorfosis sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SENI GRAFIS

Yuk Mulai : Cetak Tinggi Pelepah Daun Pisang :  https://www.youtube.com/watch?v=EKGYuKSF91U&t=319s Cetak Tinggi Kentang :  https://www.y...