Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Seni, seni ini sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan sehari-hari manusia. Bahkan sering kali seni masuk ke dalam benda-benda yang digunakan oleh manusia setiap harinya.
Contohnya adalah motif yang ada pada baju, ternyata motif tersebut merupakan bagian dari seni. Namun sudahkah kalian paham apa itu seni grafis? Nah, pada kesempatan kali ini pintarnesia akan memberikan materi tentang seni grafis beserta teknik dan jenisnya lengkap.
Pengertian Seni Grafis
Secara etimologi grafis ini berasal dari bahasa Yunani “graphein”, yang artinya adalah menggambar atau menulis. Grafis dalam bahasa Inggris adalah “graphic” atau “graph” yang artinya adalah membuat tulisan, lukisan dengan cara digores atau ditoreh.
Alasannya adalah karena pilihan estetis yang dilakukan seorang seniman dalam memilih teknik serta media yang digunakan. Atau bisa juga karena metode cetak grafis manual lebih efisien daripada mesin cetak.
Mesin cetak hanya efektif dipakai untuk membuat atau produksi dalam skala yang besar sekelas industri.
Sejarah Seni Grafis
Kesenian yang ada sekarang ini tidak muncul begitu saja, ada beberapa sejarah kemunculan dan juga perkembangan seni sampai akhirnya mencapai titik seperti ini. Sedangkan untuk sejarah seni grafis sendiri ada dua, yaitu sejarah seni grafis di dunia dan sejarah seni grafis di Indonesia.
Sejarah Seni Grafis di Dunia
Jika biasanya seni rupa asalnya dari peradaban Eropa, untuk seni grafis ini asalnya dari Asia, tepatnya di Daratan China sejak ditemukannya media berupa kertas. Karena memang sudah umum diketahui bahwa penemu kertas pertama kali adalah negeri Tiongkok ini pada Dinasti Ying di taun 105 M.
Jadi pada awalnya seni grafis ini dipakai untuk memperbanyak tulisan-tulisan keagamaan saja. Naskah-naskah keagamaan biasanya diukir di atas kertas atau di atas kayu.
Namun bukan cuma negara China saja, naskah yang mempunyai seni grafis dan juga diukir di kayu juga ditemukan di negara Korea dan Jepang. Biasanya naskah-naskah ini mempunyai karakteristik yang kuat, contohnya seperti mengandung kultur kebudayaan kuno dan juga tahan lama.
Kontribusi negara China dalam perkembangan seni grafis Dunia sangat besar, berkat ditemukannya kertas dan juga teknik wood block yang China kembangkan. Namun sebelum mereka menemukan teknik wood block, ada beberapa tahap lagi. Mulai dari fase mengukir di batu sampai ditemukannya kertas.
Di tahun 165 M, para penganut Konfusius Klasik mereka selalu menuliskan naskah keagamaan mereka dengan cara mengukirnya di atas batu supaya dokumen tersebut bisa tahan lama. Pengukiran di atas batu ini dianggap cara yang paling tepat dalam menyimpan dokumen.
Namun karena buku batu sangat berat, dan juga memakan banyak tempat penyimpanan. Karena itulah mulai dibuat teknik wood block printing dalam kegiatan proses penggandaan naskah keagamaan.
Teknik ini mulai dipakai pada abad yang ke 6 sampai akhir abad ke 9. Hal ini disimpulkan berdasarkan penemuan kertas rami yang diperkirakan berasal dari tahun 650-670 M di masa Dinasti Tang. Wood block printing sendiri merupakan sebuah teknik cetak yang diawali dengan mengukir dokumen di atas blok kayu.
Blok-blok kayu yang sudah selesai diukir setelah itu diberi pewarna atau tinta dan ditekan ke atas kertas sampai gambar yang ada di blok kayu tersalin dengan rapi ke atas kertas. Nah, inilah awal berkembangnya seni grafis di dunia.
Sejarah Seni Grafis di Indonesia
Untuk sejarah seni grafis di Indonesia sama seperti cabang seni lainnya, seni grafis ini mulai berkembang di negara Indonesia pada saat kolonialisme masuk ke Indonesia, namun yang paling berperan adalah pada saat kolonialisasi negara Belanda.
Dalam masa penjajahan Belanda, pemerintah Belanda meminta beberapa seniman dari negaranya merekam pemandangan alam yang ada di Indonesia. semua rekaman keindahan Landscape Indonesia dibuat dalam bentuk sebuah lukisan yang beraliran romantisme.
Beberapa ada juga yang menggunakan teknik wood engraving dan lithografi. Kegiatan inilah yang kemudian mengenalkan masyarakat Indonesia dengan yang namanya seni grafis. Namun bukan caranya yang mereka kenal, tetapi hanya sebatas obrolan saja dengan orang asing.
Namun saat seni grafis sudah dipelajari dan juga dikena lebih dalam, keberadaan di Indonesia cuma dianggap sebagai seni kelas dua saja. Seni grafis sering dianggap sebagai seni yang cuma mendampingi jenis seni yang lain.
Sampai akhirnya pada tahun 1970-1980 ada beberapa pameran seni grafis yang dilakukan secara mandiri atau tunggal. Dalam pameran ini seni grafis tidak dipamerkan sebagai pendamping seni lukis atau seni patung, melainkan mereka mendapat tempatnya sendiri dalam pameran seni.
Pameran seni grafis ini diadakan di kota Bandung, Surabaya, dan Jakarta. Dua tahun setelah dilakukannya pameran, barulah muncul kelompok yang berfokus pada seni grafis, yaitu Deccenta.
Kemudian di akhir 1990 merupakan masa perubahan besar terhadap seni grafis yang ada di negara kita. Post-Modern menjadi aliran yang semakin populer dan banyak seniman latah yang membuat karya seni mereka di tempat yang tidak lazim.
Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, seni grafis di dorong dan juga dapat berkembang dengan sangat pesat sampai dikenal sebagai sesuatu yang sekarang ini disebut desain grafis.
Contoh Seni Grafis
Ada banyak sekali contoh seni grafis yang kita jumpai dalam kegiatan sehari-hari kita. Nah berikut ini adalah beberapa contoh seni grafis dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin tanpa kalian sadari itu termasuk dalam contoh seni grafis. Contoh seni grafis:
Stempel
Banner
Poster
Sablon
Jenis dan Teknik Seni Grafis
Ada beberapa jenis seni grafis yang umum di dunia, ketujuh jenis seni grafis ini dibedakan berdasarkan dari teknik cetak yang dipakai dalam proses pembuatannya. Apa sajakkah ketujuh teknik seni grafis tersebut? Berikut ini akan saya jelaskan teknik-teknik seni grafis.
1. Cetak Saring (Silkscreen)
Jenis teknik cetak yang pertama adalah cetak saring atau yang biasa disebut dengan cetak sablon. Teknik in biasanya digunakan dalam pembuatan spanduk, poster, maupun gambar pada kaos.
Dalam menggunakan teknik sablon ini biasanya mereka (para penyablon) akan menggunakan cetakan yang terdiri atas bahan yang elastis atau lentur dan halus seperti kain kasa Seniman grafis terkenal yang sering menggunakan teknik ini adalah Joseft Albert, Chuck Close, dan Andy Warhol.
2. Cetak Tinggi (Relief)
Cetak tinggi merupakan kegiatan memperbanyak gambar lewat alat cetak yang terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah bagian menonjol seperti relief, area yang akan mencetak gambar disebut dengan plat atau acuan.
Bagian yang kedua adalah non-image, yaitu tempat yang lebih rendah yang sengaja dicukil supaya tidak mendapat tinta atau cat.
Cetak tinggi adalah teknik dengan klise yang permukaannya tinggi dan rendah, di bagian dengan permukaan tinggi merupakan tempat untuk meletakan pigmen warna dan sebagai penghasil gambarnya.
Jadi pada intinya cetak tinggi ini membuat cetakan seperti sebuah stempel, yaitu membuat relief dengan mencukil bahannya yang bisa berupa karet atau kayu supaya bisa mencetak gambar yang diinginkan.
Dikarenakan dulu bahan yang paling sering digunakan adalah kayu, kadang teknik ini sering disebut dengan nama cetak woodcut. Namun sekarang bahan karet (lino) sudah menjadi alternatif yang banyak digunakan karena bahannya yang lunak dan juga mudah dicukil.
3. Cetak Datar (Litografi)
Cetak datar adalah teknik yang melibatkan proses kimia yang membuat sebagian dari permukaan datar bisa menolak tinta. Litografi merupakan teknik yang dipakai untuk menggunakan teknik yang satu ini.
Litografi adalah sebuah teknik yang ditemukan pada tahun 1798 oleh Alois Senefelder. Teknik ini didasarkan pada tolakan kimia yang terjadi antara minyak dengan air. Teknik ini memakai batu litograf atau limestone sebagai media gambarnya yang dicetak dengan menggunakan tinta / alat gambar yang berbasis minyak.
Setelah gambar yang akan dicetak selesai digambar di batu litograf tersebut, batu litograf kemudian dilapisi dengan menggunakan cairan kimia seperti asam nitrat, gun arabic, asam fosfat, sampai terjadi reaksi kimia yang membuat area yang sudah digambar menjadi tinta litograf.
Setelah proses kimia tersebut terjadi, tinta litograf akan bisa disapukan di permukaan batu. Tita hanya melekat di partikel tinta berminyak yang sudah digambar dan ditolakkan di bagian lain. setelah itu kertas akan ditekan oleh alat pres di batu litograf dan gambar akan ditransferkan ke kertas.
4. Cetak Dalam
Jenis cetak teknik seni grafis yang selanjutnya adalah cetak dalam, yaitu kebalikan dari cetak tinggi. Jadi pada teknik ini bagian yang lebih rendahlah yang menghasilkan atau penghasil gambar. Terus bagaimana caranya bagian permukaan tersebut bisa mencetak gambar?
Pertama, cetak dalam in dibuat dengan memakai bahan cetak aluminium atau bisa juga kuningan yang permukaannya ditoreh sampai menghasilkan goresan yang dalam.
Setelah itu tinta akan dibalurkan di semua permukaan cetakan yang sudah ditoreh dalam, kemudian permukaan akan lap dan menyisakan tinta yang ada di bagian dalam permukaan saja. Kemudian kertas yang sedikit dibahasi akan ditempel atau dipres ke permukaan cetakan dan tinta akan pindah ke kertas.
Jenis-jenis cetakan dalam diantarnya adalah mezzo tint, etsa, drypoint, dan sebagainya. Teknik ini mempunyai beberapa sub teknik yang lain, yaitu:
Engraving
Teknik ini memakai burin sebagai media atau alat utama dalam menggunakan teknik dan pemakaian logam sebagai medianya. Cara membuatnya adalah dengan mengukir logam memakai burin tadi. Kemudian setelah ukiran tersebut selesai, oleskan cat ke seluruh permukaan dari logam.
Setelah itu cat dibersihkan sampai cuma menyisakan di bagian yang diukir. Ukiran yang masih mempunyai cat akan di pres ke media cetak seperti kain atau kertas untuk memperoleh motif ukiran yang diinginkan.
Etsa
Etsa atau yang sering disebut Etching adalah teknik cetak dalam yang memakai tembaga sebagai alat atau media ukirnya. Cara kerja dari teknik Etsa ini cukup mudah, yaitu dengan menutup semua permukaan tembaga memakai lilin.
Kemudian setelah itu permukaan lilin akan diukir dengan menggunakan jarum etsa yang tahan sampai permukaan tembaganya terlihat.
Setelah permukaan tembaga tersebut tergores, rendam semua permukaan logam memakai cairan asam supaya korosi terjadi pada permukaan yang tergores. Setelah korosi terjadi, silahkan bersihkan semua lilin dan cetakkan ke media seperti kertas dengan cara di pres tekanan tinggi.
Mezzoint
Teknik ini memakai alat khusus yang disebut dengan rocker, cara kerja dari teknik ini adalah dengan mengerok atau menggali permukaan logam supaya meninggalkan kesan gelap terang, selain itu gambarnya juga harus dibuat kasar di beberapa bagian.
Teknik yang satu ini biasanya digunakan untuk mencetak foto.
Drypoint
Teknik yang satu ini sebenarnya sama seperti teknik engraving, yaitu membuat ukiran di atas permukaan benda logam. Yang membedakannya adalah alat yang digunakan pada teknik ini merupakan alat yang tajam, bukan burin.
Seniman yang memperkenalkan teknik drypoint adalah seseorang dengan julukan Housebook Master yang berasal dari Jerman di abad ke 15 M.
5. Cetak Foto
Teknik ini merupakan teknik modern yang menggunakan kamera untuk pengambilan gambar cetakan. Proses dalam fotografi ada dua, yaitu proses pencucian film, dan yang kedua adalah proses percetakan foto.
Namun sekarang teknik ini sudah bergeser menjadi printing dengan menggunakan alat otomatis dan jarang sudah jarang orang yang menggunakan teknik cetak foto untuk menghasilkan foto.
6. Kolagrafi
Kolagrafi adalah sebuah teknik yang caranya adalah dengan meletakan motif cetakan di bawah sebuah keras, kemudian kertas tersebut akan diarsir atau dicat dengan memakai pensil dengan penekanan.
Kemudian kertas akan dilepas dari cetakan dan menghasilkan objek yang timbul dan bagian yang tidak ikut tergambar akan cekung.
7. Cetak Stensil
Cara kerja dari teknik yang selanjutnya yaitu teknik stensil adalah dengan memotong kertas sesuai motif yang diinginkan setelah itu ditempel di media cetak. Setelah ditempel, media cetak tersebut dicat atau bisa juga disemprot dengan memakai cat semprot.
Setelah cat tersebut kering, kertas dilepas dan akan meninggalkan motif di media cetakan tersebut.
Alat dan Bahan Seni Grafis
Alat dan juga bahan yang digunakan dalam seni grafis sangat bermacam-macam. Hal ini biasanya akan bergantung ada teknik yang digunakan oleh si pembuat. Berikut ini adalah beberapa alat dan bahan pembuatan seni grafis yang biasa digunakan:
1. Alat Seni Grafis
Berikut ini adalah beberapa alat yang biasa digunakan dalam pembuatan seni grafis, yaitu:
- Burin
- Pisau
- Pisau pahat
- Rocker
- Paku dan besi runcing
- Screen
- Kamera
- Meja sablon
- Printer
- Komputer
- Rakel
- Alat pres
2. Bahan Seni Grafis
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan seni grafis adalah sebagai berikut:
- Kertas kasa
- Besi
- Hardboard
- Batu kapur
- Lempeng logam
- Tinta
- Cat minyak
- Kertas karton
- Film kamera
- Kertas foto
- Bahan cuci film
- Memori kamera
- Cat sablon
- Bahan afdruk
- Ulano
- Kromatin
Fungsi Seni Grafis
Dibandingkan dengan jenis seni yang lainnya, mungkin seni grafis ini mempunyai fungsi atau kegunaan yang lebih banyak dibandingkan estetika dan nilai ekonominya. Seni grafis ini mempunyai fungsi mereka sendiri, yaitu:
1. Media Komunikasi
Seni grafis bisa kita gunakan sebagai media komunikasi yang mempunyai visual yang menarik perhatian. Umumnya pada saat kita mengambil peran sebagai media komunikasi, seni grafis ini juga dilengkapi dengan adanya kalimat menarik, jadi bukan cuma gambar saja.
Contoh media komunikasi yang memakai seni grafis untuk medianya adalah banner, slogan, poster, dan sebagainya.
2. Media Promosi
Selain sebagai media komunikasi, seni grafis juga menjadi salah satu media promosi yang ampuh dan sering digunakan oleh perusahaan untuk mengenalkan produk-produknya. Seni grafis ini dipilih karena lebih informatif dan lebih eye catching saat dilihat.
Seni grafis ini sering menarik perhatian mata, jadi menggunakan seni grafis ini untuk mengenalkan produk sebuah perusahaan akan menjadi langkah yang tepat.
3. Apresiasi Seni
Fungsi lain dari seni grafis yang selanjutnya adalah sebagai media untuk apresiasi seni. Seni grafis ini lebih menonjolkan estetika seni yang ditampilkan dan minim dengan kata-kata. Kreatifitas dan jiwa seni yang tinggi diperlukan untuk membuat sebuah desain apresiasi seni.
4. Menyalurkan Hobi
Untuk kalian yang suka melakukan hal-hal kreatif, kalian dapat menyalurkan hobi kalian tersebut untuk membuat desain grafis. Karena sekarang ini praktik pembuatan desain grafis menjadi lebih menarik dan juga lebih mudah dipelajari.
5. Menambah Penghasilan
Fungsi yang satu ini menjadi fungsi komersil dan tidak bisa dihindari. Menekuni bidang dunia grafis memang bisa menjadi sumber penghasilan. Karena sekarang ini desain mempunyai harga yang lumayan tinggi. Terutama pembuatan desain untuk media promosi atau keperluan cover buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar